JOGJA - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Daerah Istimewa Jogjakarta menyita ribuan produk obat-obatan dan kosmetik yang tidak memenuhi syarat. Penyitaan dilakukan berdasarkan hasil operasi Senin dan Selasa (24-25 Agustus).
Operasi dilakukan di toko-toko maupun salon kecantikan. Dari 128 lokasi penjualan produk kosmetik dan obat-obatan, ada 60 lokasi yang kedapatan menjual produk tidak memenuhi syarat. Di antaranya, tak memiliki izin edar, mengandung bahan kimia berbahaya, obat tradisional yang mengandung bahan kimia, dan obat tradisional kemasan yang tak memiliki merek dagang.
BBPOM juga menyita produk yang kemasannya sudah rusak. Kepala Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan BBPOM DIJ Zulaimah mengatakan, meski operasi yang dilakukan tersebut adalah kegiatan rutin yang telah dilakukan berkali-kali oleh BBPOM, tingkat pelanggaran terhadap penjualan produk-produk itu masih tinggi. ''Pelanggaran marak terjadi karena sanksi yang dikenakan terhadap pelanggar tergolong ringan. Rata-rata mereka hanya dikenai denda tidak lebih dari Rp 2 juta,'' katanya.
Untuk toko-toko kosmetik besar, denda sebesar itu sangat ringan. Seharusnya mereka bisa dikenai denda hingga ratusan juta rupiah. ''Masih harus ditambah kurungan lima tahun,'' harapnya.
Produk-produk kosmetik dan obat yang disita BBPOM, antara lain, kosmetik yang tidak memiliki izin edar sebanyak 6.470 kemasan dan kosmetik dengan bahan berbahaya 1.125 kemasan. Selain itu, obat tradisional yang mengandung bahan kimia sebanyak 1.960 kemasan, obat tradisional yang tidak memiliki persyaratan label 1.368 kemasan, obat tradisional dengan kemasan rusak 12 kemasan, dan produk komplemen tanpa izin edar 39 kemasan. BBPOM juga menyita obat tradisional yang tak memiliki merek 277 kemasan. (nis/jpnn/ruk)
Operasi dilakukan di toko-toko maupun salon kecantikan. Dari 128 lokasi penjualan produk kosmetik dan obat-obatan, ada 60 lokasi yang kedapatan menjual produk tidak memenuhi syarat. Di antaranya, tak memiliki izin edar, mengandung bahan kimia berbahaya, obat tradisional yang mengandung bahan kimia, dan obat tradisional kemasan yang tak memiliki merek dagang.
BBPOM juga menyita produk yang kemasannya sudah rusak. Kepala Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan BBPOM DIJ Zulaimah mengatakan, meski operasi yang dilakukan tersebut adalah kegiatan rutin yang telah dilakukan berkali-kali oleh BBPOM, tingkat pelanggaran terhadap penjualan produk-produk itu masih tinggi. ''Pelanggaran marak terjadi karena sanksi yang dikenakan terhadap pelanggar tergolong ringan. Rata-rata mereka hanya dikenai denda tidak lebih dari Rp 2 juta,'' katanya.
Untuk toko-toko kosmetik besar, denda sebesar itu sangat ringan. Seharusnya mereka bisa dikenai denda hingga ratusan juta rupiah. ''Masih harus ditambah kurungan lima tahun,'' harapnya.
Produk-produk kosmetik dan obat yang disita BBPOM, antara lain, kosmetik yang tidak memiliki izin edar sebanyak 6.470 kemasan dan kosmetik dengan bahan berbahaya 1.125 kemasan. Selain itu, obat tradisional yang mengandung bahan kimia sebanyak 1.960 kemasan, obat tradisional yang tidak memiliki persyaratan label 1.368 kemasan, obat tradisional dengan kemasan rusak 12 kemasan, dan produk komplemen tanpa izin edar 39 kemasan. BBPOM juga menyita obat tradisional yang tak memiliki merek 277 kemasan. (nis/jpnn/ruk)
0 komentar:
Posting Komentar