Wellcome To Firman Ramdhani Blog

Klik di Sini

Jumat, 17 April 2009

TRAGEDI BATU, 9 MAHASISWA TEWAS



HISTERIS, Seorang teman korban tewas menangis histeris di Kamar Mayat Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang kemarin. Sementara itu, petugas Labfor Polri Cabang Surabaya meneliti bangkai mobil Daihatsu Taruna F500 DK 1070 XB yang tak berbentuk lagi setelah menghajar pohon angsana.

BATU (SI) – Maut memang datang kapan dan di mana pun dia mau.Dini hari kemarin, 9 mahasiswa tewas setelah mobil yang mereka tumpangi menghantam pohon. Peristiwa itu terjadi di Jalan Panglima Sudirman Km 7-8 Kota Batu.

Saking kerasnya benturan, dua penumpang di antaranya sampai terlempar ke luar kaca jendela mobil yang pecah berantakan. Sembilan korban tewas adalah para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di Kota Malang yang baru saja merayakan ulang tahun salah seorang teman mereka di sebuah vila di Songgoriti, dan kawasan Payung,Kota Batu.

Mereka masing-masing Anang Kasin, 24; Rosi Sudin, 25; Firdaus Sastra P, 25; Imron Rosadi, 20; Maretha Medani Chryza, 25; Ririn Erniati, 22; Dwi Rani Rosmaya, 25; Meutia Sony Agustin, 25; dan Nia Ifada, 24. Malam itu, sedianya mereka akan pulang ke Kota Malang.

Diperkirakan, mobil Daihatsu Taruna F500 bernopol DK 1070 XB yang dikemudikan Anang Kasin, 24, melaju dari arah Pujon (barat) ke pusat Kota Batu (timur) dengan kecepatan sangat tinggi.Tidak ada bekas ban yang menunjukkan tanda pengereman sebelum titik lokasi kejadian yang hanya berjarak 200 meter dari gedung Balai Kota Batu tersebut. Mulyo Miseno, 38,warga Jalan Panglima Sudirman No 88 sebelumnya dia sama sekali tidak mendengar suara deritan ban mobil.

“Saya sedang di dalam rumah saat kecelakaan itu terjadi.Waktu itu hanya terdengar suara benturan keras sekali, sangat keras. Saya langsung keluar rumah karena sumber suaranya dekat dengan rumah saya,”ujarnya. Mulyo mengaku sangat kaget saat tiba di lokasi kejadian dan melihat pemandangan yang sangat mengenaskan.Bagian depan mobil Daihatsu Taruna F500 bernopol DK 1070 XB warna silver ringsek, menghantam pohon angsana.

Kap mesin mobil di depan tergenjet dari tempatnya hingga tak berbentuk, sisi kiri bodi mobil terbelah pohon hingga ke tengah, sementara mesin mobil melesak ke dalam hingga menghancurkan dashboard. Bagian kemudi masih utuh namun posisinya bergeser jauh hingga menghimpit jok pengemudi. Dua roda depan dan per belakang mobil patah, kendati bodi belakangnya masih utuh.

Dua korban yang semuanya perempuan terlempar di depan mobil dengan kondisi tubuh yang hancur. Sementara tujuh orang lainnya berada di dalam mobil, berhimpitan dengan posisi jungkir balik tidak karuan,terjepit bodi mobil yang ringsek hingga ke dalam.

“Kemungkinan yang terlempar itu penumpang yang di depan. Sementara pengemudinya terjepit antara setir dengan jok yang ditumpanginya,”ujarnya. Mulyo yang panik memberanikan diri lebih mendekat. Namun dia tak mendengar suara sama sekali kecuali beberapa warga lain yang mulai berdatangan.

Menurutnya, saat pertama kali melihat para korban, hampir semua tubuh mereka dibungkus dengan pakaian mini, bahkan ada yang hanya mengenakan pakaian dalam saja. Jalan Panglima Sudirman merupakan jalan provinsi.

Di siang hari, jalur ini sebenarnya cukup padat namun pada malam hari jalan dengan lebar 12 meter ini sangat lengang. Aspal dan penerangan jalannya cukup bagus karena masuk jalur utama di tengah Kota Batu.Menurut warga sekitar, selepas pukul 22.00-23.00 WIB, biasanya memang banyak pengguna jalan yang ngebut.

Padahal, kendati aspalnya mulus, jalan ini bisa membahayakan pengguna yang lengah karena setelah jalan menurun dari arah Pujon, ada cekungan yang bisa menghempaskan pengguna jalan. Mobil yang ditumpangi mahasiswa ini diperkirakan terpental saat melalui cekungan tersebut.

Lantaran kecepatan yang tinggi, mobil sempat terbang sebelum kemudian menghempas aspal.Polisi menduga pada saat itulah ban mobil bagian kiri belakang pecah. Akibatnya kendaraan oleng ke kiri menghantam trotoar dan pohon.

Kapolresta Batu AKBP Tejo Wijanarko mengakui, sebelum menghantam pohon dan trotoar mobil memang melaju sangat kencang.Ini dibuktikan dari keterangan para saksi yang mengatakan adanya suara benturan yang sangat keras, dan terbelahnya bodi mobil oleh batang pohon Angsana Kembang.

“Saat saya tiba di TKP tinggal empat korban yang belum dievakuasi dari dalam mobil. Semuanya dalam kondisi mengenaskan,”ujarnya. Demi kepentingan pelaksanaan visum, akhirnya para korban tewas dibawa ke kamar mayat Rumah Sakit Syaiful Anwar (RSSA) Malang. Dari hasil olah TKP dan penelitian sementara terhadap barang bukti yang ada,kecelakaan maut ini menurut Tejo terjadi dikarenakan mobil tidak terkendali setelah mengalami pecah ban.

“Selain itu juga adanya faktor kelebihan penumpang. Mobil Daihatsu Taruna F500 ini seharusnya hanya berkapasitas maksimal enam orang.Namun mobil terisi sembilan orang,”katanya. Tejo mengaku belum menemukan bukti lain penyebab kecelakaan, termasuk dugaan adanya pengaruh alkohol terhadap pengemudi karena masih menunggu hasil visum.

“ Kecelakaan ini murni disebabkan oleh out of control kendaraan yang mengalami pecah ban, kelebihan muatan, dan dikemudikan dengan kecepatan sangat tinggi. Kalau karena pengemudinya mabuk kami belum menerima laporannya,” katanya.

Kanit Fisika Instrumen Forensik Laboratorium Forensik (Labfor) Cabang Surabaya AKBP Didik Subiantoro menyatakan, kondisi ban belakang sebelu kecelakaan memang sudah tidak layak pakai. “Ban sudah sangat tipis sehingga mudah pecah saat terkena benturan dan beban berat. Dari kode-kode yang ada di karet ban, diketahui ban ini diproduksi pada tahun 2000,sudah sangat tua sekali untuk digunakan,”terangnya.

Tim Labfor Cabang Surabaya kemarin memang langsung turun untuk melakukan olah TKP dan mengumpulkan barang bukti. Mereka mengukur badan jalan, memeriksa bekas kecelakaan,dan memeriksa secara keseluruhan kondisi mobil. Dari hasil pemeriksaan sementara memang ditemukan adanya bekas letusan di ban bagian belakang sebelah kiri. Untuk kepentingan pemeriksaan lebih lanjut,ban bagian belakang sebelah kiri mobil tersebut dibawa ke Labfor Cabang Surabaya untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.

Untuk memastikan kondisi terakhir para korban sebelum kecelakaan, polisi mengambil sample darah dan zat yang tertinggal di lambung serta paru-paru korban untuk diteliti di Labfor Mabes Polri Cabang Surabaya. Ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan alkohol atau zat berbaha lain dalam tubuh korban.

Sementara itu, sampai tadi malam, polisi telah memeriksa empat saksi mata,yaitu dua karyawan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di dekat lokasi kejadian, seorang warga yang sedang mengisi premium, dan sewarga yang kebetulan melintas saat kejadian. (yuswantoro)

0 komentar:

Terima Kasih Telah Mengunjungi Firman Ramdhani Blog

Klik di Sini

KoSoNg ToeJoeH © 2008. Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute